top of page

GEDUNG - A

 Paleolitikum

JAMAN BATU TUA

  • Jaman ini berlangsung kira-kira 600.000 tahun SM, pola kehidupan manusia pada masa ini berburu dan meramu makanan tingkat sederhana, yaitu hanya bergantung pada alam.

  • Manusia masa ini hidup berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain yang berdekatan dengan sumber air, belum bertempat tinggal tetap (nomaden). Teknik pembuatan alat-alat yang digunakan pada masa ini sangat sederhana, yaitu hanya dipangkas pada satu sisi ujungnya yang diperlukan sebagai tajaman dan pegangan saja (monofasial).

 

Beberapa koleksi dari masa ini seperti alat-alat batu berupa kapak genggam (hand axe) / kapak perimbas (Choper) yang bentuknya sangat sederhana, tidak beraturan, dan memiliki permukaan yang kasar.

Paleolithic (Old Stone Ages)

Food Hunting and Food Gathering on Basic Level

This period lasted about 600.000 years BC. Human at that time got their food by hunting and simple level of food gathering which very depended on nature. They did not have permanent stay (nomaden). They moved from one place to another place near water. The techniques used to make tools were very primitive by sharpening only one side of the stone and the other side was used as the handle (monofacial technique). Some collections from this period are tools made of stone such as hand axe (kapak genggang) and chopper (kapak perimbas) which have irregular shape and rough surface.

 

In Bali, the tools from Paleolithic period were found around Batur Lake, Trunyan Village, and Kedisan Village. The research had been done by Dr. R.P. Soejono in 1961 until 1971.

Mesolitikum

JAMAN BATU PERTENGAHAN

  • jaman ini berlangsung kira-kira 20.000 tahun SM (sejak permulaan jaman holocen), kehidupan manusia masih berburu dan meramu tingkat lanjut, namun mereka telah mampu memilih tempat hunian seperti kawasan kapur (karst) yaitu dalam gua, ceruk, dan shelter.

  • Peralatan yang dihasilkan pada masa ini lebih berkembang dan sempurna dikarenakan mereka telah mengenal teknik pemangkasan pada kedua belah sisinya (bifasial).

Beberapa koleksi dari masa ini seperti alat-alat dari tulang binatang, kerang laut sisa-sisa makanan (kjokken moddinger) serta alat-alat batu seperti mata panah berukuran kecil (mikrolith).

Mesolitikum

middle stone ages

  • This period lasted about 20.000 years BC (since the beginning of Holocene era). Human in this period got their food by hunting and food gathering on higher level. They started to live in calcareous area (karst) such as caves, niche and shelter. The tools made in this period got some improvement in which they used bifacial technique (sharpening both side of the stone). There are some collections came from this period such as tools made of animal bones which have pointed shape called munduk point, sea-shell which is foods waste (kyoken moddinger) and small arrowhead made of stone (microlith).

  • In Bali, the tools came from Mesolithic were found in Selonding Cave, The Cave of Karang Boma I and Karang Boma II, and calcareous area in Pecatu Village, South Kuta, Badung Regency, Bali. The research had been done by Dr. R. P. Soejono in 1961 until 1962.

Neolitikum

JAMAN BATU BARU

  • jaman ini dikatakan suatu revolusi yang sangat besar dalam peradaban manusia.

  • Manusia pada masa ini telah hidup berkelompok, bertempat tinggal tetap di luar gua membentuk komunitas perkampungan di suatu wilayah tertentu, dan mampu mengembangkan kehidupan dengan bercocok tanam.

  • Teknik pembuatan alat pada masa ini telah mengalami kemajuan yang pesat seperti teknik mengasah yang baik dan mulai bisa membentuk alat agar terlihat indah, sehingga menghasilkan alat-alat yang tajam, halus dan licin pada kedua sisinya.

 

Beberapa koleksi dari masa ini memiliki bentuk yang bervariasi seperti kapak lonjong, kapak persegi, dan beliung.

Neolithic 

New Stones Age

This period is as a big revolution of human history. Human in this period started to live in communities and had permanent stay outside the cave. They made gathering place like a village in an area and improved their live by cultivating. The technique used to make tools were more sophisticated such as a good sharpening and grinding techniques made the tools sharper on both side, had smooth surface and more aesthetic. The collection that came from this period has varying shape such as oval axe (kapak lonjong), square axe (kapak persegi), and beliung.

In Bali, the tools came from Neolithic was found in some villages in Gianyar such as, Tarukan Village, Bedulu Village, Kelusu Village, Tampaksiring Village, and Padang Tegal Village. Moreover, some collection also found in Nusa Penida Village, Klungkung Regency and Ambyasari Village, Jembrana Regency. The research had been done by Dr. R.P. Soejono in 1960 until 1971.

Megalitikum hingga Jaman Logam

JAMAN BATU BESAR 

  • jaman batu tidak berakhir begitu saja. Pada jaman logam manusia masih terus menggunakan batu sebagai bahan atau media.

  • Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan “megalith” yang dimaksud dengan Megalitikum (jaman batu besar) iyalah sebuah kebudayaan/tradisi yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya.

  • Akar dari budaya megalithikum terdapat dalam jaman neolithikum (kepercayaan animisme dan dinamisme) dan betul-betul berkembang dan mencapai puncaknya pada jaman logam.

  • Di Indonesia sampai saat ini masih terdapat kebudayaan/tradisi megalithikum seperti di bagian Timur Indonesia. Adapun hasil-hasil dari kebudayaan/tradisi megalitikum adalah tata batu, punden berundak, menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, dan arca.

 

Beberapa koleksi dari masa ini berupa sarkofagus, arca perwujudan nenek moyang, barang-barang bekal kubur baik dari logam perunggu, besi dan manik-manik dari batu, kaca.

JAMAN PERUNDAGIAN

  • pada masa ini manusia telah mengenal teknologi pengerjaan bahan-bahan logam yaitu manusia telah memiliki kemahiran mengelola dan memanfaatkan api seperti mengontrol panas (temperatur yang lebih tinggi).

  • Selain itu, mereka juga telah mengenal teknik membentuk benda-benda logam tersebut dengan metode cetak langsung (bivalve), metode cetak lilin (a cire perdue), dan metode tempa (forging).

  • Sehingga dari kemampuan manusia pada masa ini banyak menghasilkan alat-alat logam yang bervariasi sesuai dengan tingkat temperatur panasnya seperti benda-benda besi, perunggu, dan tembaga.

 

Beberapa koleksi dari masa ini memiliki bentuk yang bervariasi seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin dan kalung. Pada masa ini di Indonesia tidak mengalami zaman tembaga, melainkan terus berlanjut ke ke zaman perunggu, dan besi.

bottom of page